Buru Selatan – Namrole, kota kecil di tepian laut dengan panorama Teluk Tifu yang tenang, kembali menjadi panggung bagi lahirnya suara rakyat. Di bawah langit biru dan teduh, aliansi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Buru Selatan menggelar unjuk rasa damai, Selasa (3/9/2025).
Kapolres Buru Selatan, AKBP Andi P. Lorena, S.I.K., M.H., memimpin langsung ratusan personel gabungan TNI-Polri untuk memastikan aspirasi itu berjalan dalam keamanan dan ketertiban. Sebelum pengawalan dimulai, Kapolres memberi arahan penuh ketegasan: setiap langkah pengamanan harus persuasif, humanis, dan menjunjung tinggi kehormatan warga.
“Apa yang rekan-rekan sampaikan adalah bagian dari perjuangan. Kami dari kepolisian berkomitmen untuk selalu hadir, menjaga agar orasi berjalan aman, lancar, kondusif, dan penuh keselamatan,” ucapnya di hadapan peserta aksi.
Massa aksi terlebih dahulu menyampaikan aspirasi di Gedung DPRD, kemudian melanjutkan langkah damai menuju Kantor Bupati Buru Selatan. Suara orasi mengalun di ruang publik, namun tetap tertib, seolah menyatu dengan debur ombak yang berkejaran di Teluk Tifu.
Puncak kegiatan berlabuh di Tugu Kaiwait. Di sana, massa menutup rangkaian aksi dengan Deklarasi Damai, menyerahkan tuntutan mereka kepada Kapolres Buru Selatan sebagai simbol harapan dan komitmen bersama.
Hari itu, Namrole meneguhkan dirinya bukan sekadar kota administratif, melainkan ruang harmoni. Di antara pesona laut, pasir putih, dan gunung hijau, demokrasi di Buru Selatan menunjukkan wajahnya yang paling indah: suara rakyat yang lahir dalam damai, dijaga dalam tertib, dan dirayakan dalam harmoni.
